Senin, 28 November 2011

PASAR Dan PEMERINTAHAN Dalam PEREKONOMIAN MODERN

Perekonomian pasar merupakan sistem perekonomian yang mengandalkan harga sebagai variabel yang menentukan keseimbangan ekonomi. Berbagai keputusan ekonomi untuk menentukan barang dan jasa apa yang akan dibuat (What), bagaimana menghasilkannya (How) dan siapa saja yang akan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut (for Whom), ditentukan oleh mekanisme pasar dengan bimbingan tangan gaib (invisible hand).
Secara umum pasar didefinisikan sebagai suatu mekanisme di mana penjual dan pembeli dapat menentukan harga secara bersama-sama untuk melakukan pertukaran. Pasar menentukan harga tiap barang dan jasa dalam perekonomian. Pasar dapat dikategorikan ke dalam dua besar, yaitu pasar barang dan jasa serta pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat interaksi antara penjual faktor produksi (sektor rumah tangga) yang memiliki tanah, modal, keterampilan dan lainnya, dengan yang meminta faktor produksi yaitu pihak perusahaan.
Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan akumulasi dari berbagai pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Banyaknya jenis barang/jasa tersebut akan menimbulkan diversifikasi pekerjaan. Selanjutnya, diversifikasi pekerjaan akan menghasilkan spesialisasi, yang akan mendorong timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Dalam kenyataannya, tidak semua barang dan jasa bisa dihasilkan melalui mekanisme pasar dengan ‘tangan gaibnya’. Namun terjadi persaingan yang tidak sempurna, yang akhirnya menimbulkan inefisiensi, sehingga harga yang terjadi menjadi demikian mahal atau bahkan sebaliknya dimana barang dan jasa menjadi tidak berharga. Kegagalan sistem ekonomi pasar akan menghasilkan pengaruh yang dapat merugikan perekonomian itu sendiri. Di samping akan menimbulkan pemusatan faktor produksi pada satu pihak tertentu dan mengakibatkan ketimpangan dalam pendapatan.
Inefisiensi pasar ini memerlukan intervensi dari pemerintah. Pemerintah dalam aktivitasnya dalam perekonomian pasar dibatasi hanya pada beberapa kegiatan yang memang tidak bisa dilakukan oleh individu, seperti misalnya bidang keamanan dan pertahanan. Tetapi jika harus campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan mengembalikan efisiensi, maka pemerintah melakukan regulasi atau membuat kebijakan-kebijakan yang berfungsi mengatur jalannya perekonomian agar tetap efisien.

P.A. Samuelson mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi perekonomian, yaitu:
1.  Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi.
2. Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan menggunakan instrumen pajak dan pengeluaran pemerintah. 
3. Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tangguh. 

Biaya Produksi dalam Perusahaan
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya)
Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni :
a. Obyek Pengeluaran.
b. Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan.
c. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
d. Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan.
e. Jangka Waktu.

Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pengumpulan harga pokok produksi dapat ditentukan oleh cara produksi, yakni :
a) Produksi atas dasar pesanan 
b) Produksi massa.
Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method). Sedangkan perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (proses cost method).

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Yakni merupakan cara memperhitungkan unsure-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Ada dua pendekatan : (1) Full Costing dan (2) Variable Costing.
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi ked ala harga pokok produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap.
Variable Costing yakni Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi.

Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang : Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut  kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam laporan laba rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :
a.   Harga pokok penjualan
b.   Biaya pemasaran
c.    Biaya administrasi dan umum

Perusahaan Manufaktur : Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.

Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber ekonomi, yakni :

a.   Pengorbanan bahan baku
b.   Pengorbanan jasa tenaga kerja
c.    Pengorbanan jasa fasilitas

Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :
a.   Biaya produksi  : terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
b.   Biaya pemasaran
c.    Biaya administrasi dan umum

 contoh biaya produksi bisnis bebek:


Rincian biaya yang diperlukan
1. Modal Tetap
- Kandang Meri ,ukuran 0,5 x 2 x 1,5 meter /60 ekor
@ Rp. 300.000,00 x 10 Rp. 3.000.000,00
- Rumah Kandang , ukuran 3,5 m x 10 m Rp. 2.100.000,00
- kayu 6 x 12 ,10 bh @ Rp. 25.000,00
- kayu 5 x 5, 38 bh @ Rp. 10.000,00
- gedek 3 x4 ,10 bh @ Rp. 20.000,00
- asbes 2 m , 24 bh x @ Rp. 25.000,00
- Semen 3 zak, @ Rp. 30.000,00
- Pasir 2 Colt, @ Rp.70.000,00
- Tukang + laden 5 hari @Rp. 70.000,00
______________ +
Rp. 5.100.000,00
2. Modal Berjalan
- Meri Bebek Betina @ Rp. 7000,00 x 500 ekor Rp. 3.500.000,00
- Pakan untuk 35 hari , 5,5 zak x @ Rp. 215.000,00 Rp. 1.182.500,00
- Biaya Perawat Bebek Rp. 400.000,00
- Listrik Rp. 50.000,00
_______________+
Rp. 5.132.500,00
3. Harga jual Bebek
- @ Rp. 14.500,00 x 425 (resiko kematian 15%) Rp. 6.162.500,00
4. Keuntungan Kotor Rp. 1.030.00,00
5. Simpanan Investasi kandang ,5,1jt : 12 bulan Rp. 425.000,00
6. keuntungan Bersih Rp. 605.000,00
7. Bagi hasil yang kami tawarkan dari keuntungan Rp. 605.000,00 :
- 50 : 50 , 30 % untuk bagi hasil Rp. 302.500,00 , 3,02% dari modal
- 40 : 60 , 40% untuk bagi hasil Rp. 242.000,00 , 2,42% dari modal
- Keduanya merupakan bagi hasil minimal dengan tingkat kematian maksimal 15%,dan keuntungan setelah 1 tahun meningkat menjadi minimal
- 30 : 70 , 30 % untuk bagi hasil Rp. 309.000,00 , 3,05% dari modal
- 40 : 60 , 40% untuk bagi hasil Rp. 412.000,00 , 4,24% dari modal
Insya Allah jika dalam 1 tahun bisa berjalan lancar usaha ini dapat di ambil alih pemodal dengan kompensasi pemberian modal usaha untuk pengembangan usaha ini ,dengan menambah kapasitas ,menambah usaha pendukung, atau pengembangan sistem plasma bagi petani .
Usaha ini bisa berjalan paling cepat 1,5 bulan dari pemberian modal untuk persiapan kandang dan pemesanan bibit untuk mendapat yang unggul. Dan setelah berjalan selama 3 bulan dapat mengembangkan usaha pendukung :
1. Toko Untuk Kebutuhan Peternakan , untuk melakukan pengembangan lebih lanjut perlu adanya sarana untuk pejualan dan pembelian kebutuhan pakan untuk bebek ini , oleh karena itu perlu adanya toko untuk menjual langsung ke konsumen . Baik berupa meri bebek atau hasilnya seperti telur ataupun dagingnya. Dan sebagai pusat informasi produk yang dijual.
2. Menjalin hubungan dengan petani untuk mengembangkan peternakan bebek dengan memberi insentif , harga murah pakan ,meri bebek dengan sistem imbal beli atau plasma ,yang artinya mereka terikat dengan kita ,untuk penjualan bebeknya atau telurnya .
4. Toko Pakan Ternak
Usaha ini harus dilaksanakan sesegera mungkin ,usaha ini merupakan usaha pendukung yang sangat penting mengingat kebutuhan pasokan pakan dan stabilitas harga pakan yang cenderung meningkat .
- Modal usaha :
1. Sewa tempat Rp. 2.500.000,00 x 2th Rp. 5.000.000,00
2. Back up gaji pegawai 6 bulan @Rp. 200.000,00 Rp. 1.200.000,00
3. Isi toko berupa pakan dan kebutuhan lain Rp. 4.000.000,00
Total Rp. 5.200.000,00
- Untuk usaha ini bagi hasil yang di berikan selama 1 th , pertama maksimal 2 – 2,5 % , untuk tahun berikutnya dapat meningkat karena pasar yang semakin luas .




sumber:
 http://bisnisbebek.blogspot.com/2008/11/rincian-biaya-yang-diperlukan.html
 RA. Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi, Yogyakarta: BPFE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar