Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi
sistematis jumlah yang dapat disusutkan
dari suatu aset
selama umur
manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan,
termasuk penghasilan
kena
pajak suatu perusahaan.
Tahukah anda
bahwa AT yang dimiliki suatu perusahaan akan mengalami penyusutan AT
tersebut
kecuali Tanah. Misalnya kendaraan yang dibeli untuk digunakan mengangkut
barang
hasil produksi, tentu untuk jika waktu tentang kendaraan tersebut akan
memiliki
nilai yang lebih rendah di banding ketika dibeli.
Hal-hal yang
menyebabkan penyusutan:
1. Faktor
Teknis
a. rusak
b. aus
c. bencana alam dll
2. Faktor Ekonomis
a. Harga
perolehan
b. nilai
sisa
c. Umur
ekonomis
d.
Metode penyusutan yang digunakan
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
- tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:
1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.
Metode Depresiasi:
1. Metode Garis Lurus (Straight
Line Method)
2. Metode Keseimbangan Menurun (Declining
Balance
Method/ Double Declining Balance
Method)
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum
of the Year Digits Method)
4. Metode Unit Produksi (Unit
of Production Method)
Perlu diketahui
definisi-definisi:
- Cost: biaya orisinal
asset
- Nilai Buku (Book Value-BV)
: suatu nilai barang yang sudah tidak terlalu bermanfaat dari segi
pasarnya
- Nilai Pasar (Market Value)
: Nilai barang yang menjadi kesepakatan penjual dan pembeli
- Umur Efektif (Useful Life)
: harapan (estimasi) jangka waktu penggunaan barang
-
Nilai Sisa (Salvage Value/ Residual Value) : estimasi nilai
barang
pada akhir umur efektifnya
Metode Penyusutan
Untuk
menghitung jumlah penyusutan dapat
dilakukan dengan berbagai
metode antara lain:
1. Metode
Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur
ekonomis sama
besar, shg jika dibuatkan grafiknya terhadap waktu, dan akumulasi
biaya
akan berupa garis lurus.
Cara Menghitung:
Besar
penyusutan tiap tahun dapat dihitung dgn
rumus:
Besar Penyusutan = Harga
Perolehan-Nilai Sisa
Umur Ekonomis
Contoh:
Tgl
1 Agustus 2000 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota Kijang seharga Rp
170.000.000,-. Untuk biaya balik nama, pengujian, dan keperluan lainnya
dibayar Rp. 5.000.000,-. Mobil tsb ditaksir memiliki umur ekonomis
5 tahun dengan nilai sisa Rp 50.000.000,-
Diminta:
Hitunglah penyusutan pada
tahun 2000
Buatlah tabel penyusutan
selama 5 tahun
Penyelesaian:
Penyusutan th 2000 dihitung
dari tgl 1 Agustus 2000 s/d 31 Des 2000 = 5
bulan:
Besar Penyusutan th 2000 = 5
x (175.000.000-50.000.000)
12
5
= 11.250.000
Tabel Penyusutan tahun
2000-2005
Tahun
|
Harga
Penyusutan
|
Besar
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
2000
|
175.000.000
|
11.250.000
|
11.250.000
|
163.750.000
|
2001
|
175.000.000
|
38.250.000
|
38.250.000
|
136.750.000
|
2002
|
175.000.000
|
65.250.000
|
65.250.000
|
109.750.000
|
2003
|
175.000.000
|
92.250.000
|
92.250.000
|
82.750.000
|
2004
|
175.000.000
|
119.250.000
|
119.250.000
|
55.750.000
|
2005
|
175.000.000
|
135.000.000
|
135.000.000
|
40.000.000
|
2.
Metode Tarif Tetap atas
Nilai Buku
Pada
metode ini, penentuan besar penyusutan dilakukan dengan cara
pengalokasian harga perolehan AT dgn persentase ttt dr nilai
buku utk setiap periode akuntansi. Ada dua cara yakni dgn metode
saldo menurun dan metode saldo menurun ganda.
Cara
menghitung :
a. Metode Saldo
Menurun (Declining Balance Method)
Langkah2
perhitungan:
1.
Tentukan tarif penyusutan
Tarif = 1- ns 1/n
hp
Tentukan
besar penyusutan
Besar
Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Nilai
Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
Contoh:
Tgl
1 Feb 2001 PT ABC membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk
biaya pemasangan dan keperluan
lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tsb ditaksir memiliki
umur ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.
Diminta
:
a. Hitunglah penyusutan pada
tahun 2001
b.
Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun
Cara menghitung
Penyelesaian:
Tarif =
1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %
a.
Penyusutan tahun 2001 dihitung dari tanggal 1 Feb 2001 s.d 31 Des
2001 = 11
bulan
Besar penyusutan tahun
2001 =
11/12 x 20,06 % x 360.000.000
=
66.198.000
Untuk
tahun 2002 s.d 2008
Besar
Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Besar
Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995
=
1.024.596
b. Tabel Penyusutan tahun 2001
– 2009
Tahun
|
Harga
Perolehan
|
Besar
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
2001
|
360.000.000
|
66.198.000
|
66.198.000
|
293.802.000
|
2002
|
360.000.000
|
58.936.681
|
125.134.681.
|
234.865.319
|
2003
|
360.000.000
|
47.113.983
|
172.248.664
|
187.751.336
|
2004
|
360.000.000
|
37.662.918
|
209.911.582
|
150.088.418
|
2005
|
360.000.000
|
30.107.737
|
240.019.319
|
119.980.681
|
2006
|
360.000.000
|
24.068.125
|
264.087.443
|
95.912.557
|
2007
|
360.000.000
|
19.240.059
|
283.327.502
|
76.672.498
|
2008
|
360.000.000
|
16.380.603
|
298.708.005
|
61.291.996
|
2009
|
360.000.000
|
1.024.598
|
299.732.603
|
60.267.397
|
b.
Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method)
Langkah-langkah
Perhitungan:
1.
Tentukan Tarif penyusutan
Tarif =
2 x (100%/UE)
2. Besar Penyusutan = Tarif x
Nilai Buku
Nilai Buku = Harga
Perolehan – Akumulasi Penyusutan
Tarif =
2 x (100%/8)
= 25 %
a.
Penyusutan th 2001 dihitung tgl 1 Feb 2001 s.d 31 Des 2001 = 11 bulan
Besar
penyusutan th 2001 = 11/12 x 25 % x 360.000.000
=
82.500.000
Untuk th
2002 s.d 2008
Besar penyusutan ke n = tarif x nilai buku n-1
Besar penyusutan th 2009 = 1/12 x 25
% x 37.041.779
=771.704
b. Tabel
Penyusutan th 2001-2009
Tahun
|
Harga
Perolehan
|
Besar
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
2001
|
360.000.000
|
82.500.000
|
82.500.000
|
277.500.000
|
2002
|
360.000.000
|
69.375.000
|
151.875.000
|
208.125.000
|
2003
|
360.000.000
|
52.031.250
|
203.906.250
|
156.093.750
|
2004
|
360.000.000
|
39.023.438
|
242.929.688
|
117.070.313
|
2005
|
360.000.000
|
29.267.578
|
272.197.266
|
87.802.734
|
2006
|
360.000.000
|
21.960.684
|
294.147.949
|
65.852.061
|
2007
|
360.000.000
|
16.463.013
|
310.610.962
|
49.389.038
|
2008
|
360.000.000
|
12.347.260
|
322.958.221
|
37.041.779
|
2009
|
360.000.000
|
771.704
|
323.729.926
|
36.270.075
|
3. Metode
Jumlah Angka Tahun (Sum of the years Digits Method)
Langkah-langkah
perhitungan:
1. Tentukan
jumlah angka tahun (JAT)
JAT = nx ((n+1)/2)
2. Tentukan
besar penyusutan
Besar Penyusutan = AT x (HP-NS)
JAT
Contoh:
Tanggal 1 Mei 2000 CV ABC membeli sebuah mesin 9fotocopy seharga Rp.
50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun
dgn
nilai sisa Rp. 5.000.000.-
Diminta:
a. Hitung Penyusutan tahun
2000-2005
b. Buatlah tabel penyusutan
Cara menghitung
Penyelesaian:
JAT = 4 x (4+1) = 10
atau JAT = 4+3+2+1 = 10
2
Angka Tahun Terbalik
dijabarkan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Angka Tahun ke
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
a. Penyusutan tahun 2000
dihitung dr tgl 1 Mei 2000 s.d 31 des 2000 = 8
bulan
Penyusutan tahun 2000
Besar Penyusutan = 8/12 x 4/10
x (50.000.000 – 5.000.000)
=
12.000.000
Penusutan Tahun 2001
Besar Penyusutan=
4/12 x 4/10 x
(50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
8/12 x 3/10 x
(50.000.000-5.000.000) = 9.000.000
15.000.000
Penyusutan tahun 2002
Besar Penyusutan = 4/12 x 3/10
x (50.000.000-5.000.000) = 4.500.000
8/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000)
= 6.000.000
10.500.000
Penyusutan tahun 2003
Besar Penyusutan = 4/12 x 2/10
x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
8/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
6.000.000
Penyusutan tahun 2004
Besar penyusutan = 4/12 x 1/10
x (50.000.000-5.000.000) = 1.500.000
B. Tabel Penyusutan
Tahun
|
Harga
Perolehan
|
Besar
Penyusutan
|
Akumulasi
Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
2000
|
50.000.000
|
12.000.000
|
12.000.000
|
38.000.000
|
2001
|
50.000.000
|
15.000.000
|
27.000.000
|
23.000.000
|
2002
|
50.000.000
|
10.500.000
|
37.500.000
|
12.500.000
|
2003
|
50.000.000
|
6.000.000
|
43.500.000
|
6.500.000
|
2004
|
50.000.000
|
1.500.000
|
45.000.000
|
5.000.000
|
4. Metode Unit Produksi
(Unit of Production Method)
Caranya:
Tentukan
besar penyusutan = produksi nyata x (HP-NS) / kapasitas produksi
Contoh:
Sebuah mesin
dibeli seharga Rp. 250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5
tahun
atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp.
50.000.000,-. Hitunglah besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap
tahun
sbb:
Tahun ke 1 =
100.000 jam
Tahun ke 2 =
120.000 jam
Tahun ke 3 =
130.000 jam
Tahun ke 4 =
80.000 jam
Tahun ke 5 =
70.000 jam
Penyelesaian:
Besar Penyusutan tahun 1 =
100.000 x 250.000.000 –
50.000.000 = Rp. 40.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 2 =
120.000 x 250.000.000 –
50.000.000 = Rp. 48.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 3 =
130.000 x 250.000.000 –
50.000.000 = Rp. 52.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 4 =
80.000 x 250.000.000 –
50.000.000 = Rp. 32.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 5 =
70.000 x 250.000.000 –
50.000.000 = Rp. 28.000.000
500.000
sumber
: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19541/EKONOMI+TEKNIK+DIKTAT.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi
http://dosewa.wordpress.com/2008/09/24/penyusutan-aktiva-tetap/
http://blogtiara.wordpress.com/2011/03/28/depresiasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar