Selasa, 22 Oktober 2013

Cash Flow



 Cash Flow
Ø Definisi Cash Flow
·      Pengertian Cash Flow
Arus Kas (Cash Flow) adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47).
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.
·      Fungsi Dana pada pengaturan Cash Flow
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu
1.    fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
2.    fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
·      Kas dan Ekuivalen Kas
Pada laporan arus kas, kas mempunyai arti yang lebih luas, yaitu tidak hanya kas dalam perusahaan tapi juga kas di bank. Kas mencakup juga ekuivalensi kas, yang merupakan investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk kas setiap saat (Hongren dkk 1989 : 845). Laporan arus kas menjelaskan perubahan kas dan ekuivalen kas.
Kas hanya meliputi pos-pos yang tersedia untuk membayar kewajiban. Sedangkan ekuivalen kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid dengan dua karakteristik tambahan (Dyckman dkk 2001 : 552), yaitu :
a.    Dapat segera dikonversi menjadi kas dalam jumlah yang sudah diketahui dan tetap.
b. Sudah sangat mendekati jatuh tempo sehingga resiko terjadinya fluktuasi nilai pasar akibat perubahan suku bunga tidak signifikan.
Ekuivalen kas disatukan dengan kas untuk tujuan penyusunan laporan arus kas karena sekuritas yang memenuhi kriteria sebagai ekuivalen kas yang meliputi dana pasar, uang, kertas komersial, serta obligasi, surat hutang tanpa bunga, dan wesel pemerintah secara ekonomis setara kas.
·      Bagian-bagian Cash Flow
Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1.   Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2.  Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan.
3. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi defisit.
·      Kategori Cash Flow
Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.
a.    Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).
Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:
1.    Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.
2.  Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.
b.    Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)
Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya. Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :
1.   Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.
2.    Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.
3.    Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta
transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas investasi.
c.        Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)
Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

Ø Kegunaan Cash Flow
·      Manfaat Cash Flow
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama management. Diantaranya:
1.  Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang.
2.  Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
3. Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
4. Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
5.   Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank.
6.   Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb.
·      Tujuan Laporan Cash Flow
Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren dkk 1989 : 845) : 
a.   Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer. 
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.
d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaran – pembayaran ini.
e.    Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
f.    Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya informasi arus kas.

Tujuan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas (Dyckman dkk 2001 : 550). Informasi arus kas membantu pemakai untuk menilai :
a.    Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.
b.    Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
c.     Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.
d.   Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan perusahaan.

Ø Tahapan Cash Flow
·      Prosedur Penyusunan Laporan Cash Flow
Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan arus kas yang digunakan dalam praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui analisis transaksi hal-hal berikut ini :
a.    Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.
b.    Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang signifikan.
c.     Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan arus kas operasi bersih.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran arus kas, yaitu :
a.    Metode Langsung
Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
b.    Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih selama periode tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan arus kas dari kegiatan operasi.

Penyusunan anggaran kas, menurut Riyanto (1978 : 90), dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :
a.  Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas atau
surplus (kelebihan) kas.
b.  Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil (financial transaction).
c.  Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
·      Tahapan Penyusunan Cash Flow
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1.    Menentukan minimum kas.
2.    Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3.   Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4.    Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.

Ø Contoh Soal Cash Flow
No
Alternatif Investasi
(juta rupiah)
Aliran Kas Tahunan (juta rupiah)
Umur
(tahun)
1
350
80
7
2
500
125
7
3
700
250
7
4
450
100
7
5
660
160
7
1.    Sebuah perusahaan makanan ringan sedang merencanakan mendirikan cabang untuk wilayah timur Indonesia. Modal yang tersedia adalah 900 juta dengan MARR 10%. Kebutuhan investasi, aliran kas tahunan, dan umur dari alternatif-alternatif yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a.    Berapa banyak alternatif ”mutually excusive” yang bisa dihasilkan dari alternatif-alternatif soal di atas?
b.    Tentukan keputusan dari perusahaan tersebut dengan menggunakan analisa Present Worth.
c.    Jika umur masing-masing alternatif 1,2,3,4, dan 5 di atas dirubah menjadi 7,8,5,6 dan 7, selesaikan kembali persoalan option soal (a) da (b) di atas.
d.    Selesaikan masing-masing alternatif-alternatif di atas dengan metode ROR untuk umur yang sama 7 tahun dan untuk umur yang berbeda seperti soal (c). 

2. Sebuah perusahaan merencanakan membeli mesin bubut seharga 150 juta. Pengoperasiannya diharapkan bisa mendatangkan hasil sebesar Rp 20 juta per tahun selama 8 tahun. Nilai sisa 10 juta di akhir tahun ke-8. Untuk membeli mesin tadi, perusahaan meminjam Rp 80 juta dari Bank dengan bunga majemuk 6% setiap tahun dan sisanya sebesar 70 juta diambil dari dana internal kas perusahaan. Pembayaran pinjaman termasuk bunga akan dilakukan selama 5 tahun dengan jumlah yang sama tiap tahun. Bila MARR yang digunakan (baik untuk kas operasional maupun pembiayaan) adalah 8 % per tahun, apakah realisasi rencana pembelian tadi menguntungkan perusahaan tersebut?

3.    PT.Timbul Tenggelam,tbk sedang memikirkan untuk memasang sebuah mesin baru sebagai pengganti mesin yang sudah ada. Mesin baru ini harganya Rp 30 juta dengan estimasi masa pakai 12 tahun dan nilai sisa 2 juta. Ongkos-ongkos oprasional dan perawatan rata-rata Rp 1 juta per tahun. Mesin yang telah dimiliki saat ini dipasang 4 tahun yang lalu dengan ongkos awal Rp 20 juta dan pada saat itu diperkirakan masa pakainya 10 tahun dengan nilai sisa Rp 5 juta. Harga jual dari mesin yang telah terpakai ini adalah Rp 7 juta pada saat ini dan data-data ongkos untuk 3 tahun yang akan datang adalah sebagai berikut:
No
Tahun Nilai Sisa
Akhir Tahun (juta)
Nilai Buku
Akhir tahun (juta)
Ongkos-ongkos dan Perawatan(juta)
1
4
4,5
3
2
3
3
3,5
3
2
1,5
6
a. Dengan tingkat bunga 10% lakukan analisa biaya tahunan untuk menentukan apakah cukup ekonomiskah untuk melakukan pemasangan mesin tersebut?
b.    Apa yang anda lakukan jika ternyata tidak ekonomis pada persoalan diatas?

4.    Sebuah mesin pengangkat beban memiliki harga Rp 70 juta dan akan didepresiasi dengan metode garis lurus selama 5 tahun sampai nilai sisanya nol. Pendapatan kotor yang dihasilkan oleh mesin ini adalah Rp 45 juta pertahun. Pengeluaran operasional untuk tahun 1 sampai 5 masing-masing adalah Rp 15 juta, Rp 16 juta, Rp 17 juta, Rp 18 juta dan Rp 19 juta. Pajak pendapatan yang dikenakan adalah 34% dan MARR setelah pajak adalah 10%. Hitunglah NPV (Net Present Value) dari aliran kas setelah pajak untuk mesin tersebut.

5.    Hitunglah besarnya depresiasi tiap tahun dan besarnya nilai buku tiap akhir tahun dari sebuah asset yang nilai awalnya adalah Rp.50 juta, umurnya 4 tahun dan nilai sisanya Rp.10 juta dengan menggunakan:
a. Metode SL (Straight Line)
b. Metode SOYD (Sum Of Year Digits)
c. Metode DDB (Double Declining Balance)
d. Metode SF (Sinking Fund) dengan tingkat bunga 10%




Sumber Referensi :
http://kelompok20itbseamolecb5.wordpress.com/2011/12/23/sekilas-mengenai-cash-flow/
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow/
http://kazekage08suna.blogspot.com/2010/01/arus-kas-cash-flow.html
http://kelompok25itbseamolecb5.wordpress.com/2011/12/23/pengertian-cash-flow/
http://info-ekonomi-teknik.blogspot.com/2010/06/contoh-contoh-soal-ekonomi-teknik.html
http://ekonomiteknik112081081.blogspot.com/2012/02/contoh-soal.html
http://ekonomiteknik112081081.blogspot.com/search/label/Soal-soal%20%20Bunga%20Nominal%20%20%20dan%20Efektif
 

2 komentar: