Anilisis
Ekivalensi Cash Flow
Cash flow (aliran kas) merupakan
“sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas
perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk
dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap
periode.
Analisis ekivalensi cash flow dibagi menjadi 3 :
1.
Present Worth Analysis
Present Worth adalah nilai sejumlah uang pada saat
sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow (aliran kas)
tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga (i) tertentu. Proses
perhitungan nilai sekarang seringkali disebut atau discounting cashflow.Untuk
menghitung present worth dari aliran cash tunggal (single payment) dapat
dikalikan dengan Single Payment Present Worth Factor.Sedangkan untuk menghitung
present worth dari aliran kas yang bersifat anuitas dapat dikalikan dengan
Equal Payment Series Present Worth Factor.
Usia pakai
berbagi alternative yang akan dibandingkan dan periode analisis yang akan
digunakan bisa berada dalam situasi:
1. Usia
pakai sama dengan periode analisis
2. Usia
pakai berbeda dengan periode analisis
3. Periode
analisis tak terhingga
Analisis
dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung Net Present Worth (NPV) dari masing
– masing alternative. NPV diperoleh menggunakan persamaan:
NPV = PWpendapatan – PWpengeluaran
Untuk
alternatif tunggal, jika diperoleh nilai NPV ≥ 0, maka alternatif tersebut
layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu
alternatif, maka alternatif dengan nilai NPV terbesar merupakan alternatif yang
paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifatindependent, dipilih semua alternatif yang memiliki
nilai NPV ≥ 0.
– Analisis
present worth terhadap alternatif tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan
sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan seharga Rp 30.000.000,. Dengan
peralatan baru itu akan diperoleh penghematan sebesar Rp 1.000.000,- per tahun
selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp
40.000.000,-.Apabila tingkat suku bunga 12% per tahun, dengan present worth analysis, apakah pembelian tanah tersebut
menguntungkan?
Penyelesaian:
NPV =
40.000.000(P/F,12%,8) – 1.000.000(P/A,12%,8) – 30.000.000
NPV =
40.000.000(0.40388) – 1.000.000(4.96764) – 30.000.000
NPV = –
8.877.160
Ø Oleh
karena NPV yang diperoleh < 0, maka pembelian peralatan tersebut tidak
menguntungkan.
–
Analisis present worth terhadap beberapa
alternatif
§ Usia
pakai semua alternatif sama dengan periode analisis
Contoh:
Sebuah
perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya.
Dua alternatif peralatan masak dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Harga beli (Rp.)
|
Keuntungan per tahun (Rp.)
|
Nilai sisa di akhir usia pakai
(Rp.)
|
X
|
2.500.000
|
750.000
|
1.000.000
|
Y
|
3.500.000
|
900.000
|
1.500.000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin mana yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X :
NPVX = 750.000(P/A,15%,8) + 1.000.000(P/F,15%,8) –
2.500.000
NPVX = 750.000(4.48732) + 1.000.000(0,32690) –
2.500.000
NPVX = 1.192.390
Mesin Y :
NPVY = 900.000(4.48732) + 1.500.000(0.32690) –
3.500.000
NPVY = 1.028.938
Maka, pilih
mesin X
§ Usia
pakai alternatif berbeda dengan periode analisis
Pada situasi
di mana usia pakai berbeda dengan periode analisis, digunakan asumsi perulangan
(repeatability assumption) dengan periode analisis yang merupakan kelipatan
persekutuan terkecil dari usia pakai alternative. Dengan asumsi itu,
alternative yang telah habis usia pakainya sebelum periiode analisis berakhir
akan digantikan oleh alternative yang sama. Arus kas masuk dan arus kas keluar
pada periode usia pakai pertama akan berulang pada periode perulangan
berikutnya, kecuali jika disebutkan lain. Asumsi ini diterapkan untuk mempermudah
pembuatan model dalam pengambilan keputusan.
Contoh:
Sebuah
perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya.
Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia pakai (tahun)
|
Harga beli (Rp.)
|
Keuntungan per tahun (Rp.)
|
Nilai sisa pada akhir usia manfaat
(Rp.)
|
X
|
8
|
2.500.000
|
750.000
|
1.000.000
|
Y
|
16
|
3.500.000
|
900.000
|
1.500.000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X:
NPVX = 750.000(P/A,15%,16) + 1.000.000(P/F,15%,8) +
1.000.000(P/F,15%,16) –2.500.000(P/F,15%,8)
NPVX = 750.000(5.95423) +
1.000.000(0.32690) + 1.000.000(0.10686) – 2.500.000(0.32690)
NPVX = 1582182,5
Mesin Y:
NPVY = 900.000 (P/A,15%,16) + 1.500.000(P/F,15%,16)
– 3.500.000
NPVY = 900.000 (5.95423) + 1.500.000(0.10686) –
3.500.000
NPVY = 2.019.097
Ø NPV
mesin Y, Rp 2.019.097,- lebih besar daripada NPV mesin X, Rp 1.582.182,50,-
Maka dipilih mesin Y.
–
Periode Analisis Tak Terhingga
Pada situsi
ini di mana periode analisis tidak terhingga, perhitungan NPV dari semua arus
masuk dan arus keluar dilakukan dengan metode capitalized worth(nilai
modal). Jika hanya unsur biaya saja yang diperhitungkan, maka hasil yang
diperoleh disebut capitalized cost (biaya modal). Metode tersbut mempermudah
perbandinga alternative dengan usia pakai yang tak terhingga, dimana asumsi
perulangan sulit untuk diterapkan.
Capitalized
worth adalah sejumlah uang yang harus dimiliki saat ini. Dengan demikian,
diperoleh pembayaran yang besarnya sama selama periode tak terhingga pada
tingkat suku bunga i% per periode.
Dari factor
bunga majemuk untuk nilai n tak terhingga, didapatkan nilai (P/A,i,n) = 1/I
sehingga:
ü Contoh :
Sebuah
perusahaa akan membeli sebuah mesin untuk meninggalkan pendapatan tahunannya.
Dua alternative mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia pakai (tahun)
|
Harga beli (Rp.)
|
Keuntungan per tahun (Rp.)
|
Nilai sisa pada akhir usia manfaat
(Rp.)
|
X
|
8
|
2.500.000
|
750.000
|
1.000.000
|
Y
|
9
|
3.500.000
|
900.000
|
1.500.000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun dan periode analisis tak terhingga, tentukan
mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
CWX = 750.000(P/A,15%,∞) +
1.000.000(A/F,15%,8)(P/A,15%,∞) –2.500.000(A/P,15%,8)(P/A,15%,∞)
CWX = 750.000(1/0.15) + 1.000.000(0.07285)(1/0.15)
–2.500.000(0.22285)(1/0.15)
CWX = 1771500
Mesin Y:
CWY = 900.000(P/A,15%,∞) +
1.500.000(A/F,15%,8)(P/A,15%,∞) – 3.500.000(A/P,15%,8)(P/A,15%,∞)
CWY = 900.000(1/0.15) + 1.500.000(0.05957)(1/15)
–3.500.000(0.20957)(1/0.15)
CWY = 1.705.733,33
2. Future Worth Analysis
Future Worth atau nilai kelak adalah nilai sejumlah
uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi sejumlah aliran kas
dengan tingkat suku bunga tertentu. Untuk menghitung future worth dari aliran
cash tunggal (single payment) dapat dikalikan dengan Single Payment Compounded
Ammount Factor. Sedangkan untuk menghitung future worth dari aliran kas yang
bersifat anuitas dapat dikalikan dengan Equal
Payment-series Compound Amount Factor.
Hasil FW alternative sama dengan PW,
dimana FW = PW (F/P,i%,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang dihasilkan
bersifat relative terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau masa depan.
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai FW ≥ 0 maka alternatif tersebut
layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu
alternatif, maka alternatif dengan FW terbesar merupakan alternatif yang paling
menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang
memiliki FW ≥ 0.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp.
30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000
per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai
jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan future
worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaian:
FW =
40000000 + 1000000(F/A,12%,8) – 30000000(F/P,12%,8)
NPV =
40000000 + 1000000(12,29969) – 30000000(2,47596)
NPV =
-21.979.110
Oleh karena
NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak
menguntungkan.
Usia Pakai Sama dengan Periode Analisis
Jika
terdapat lebih dari satu alternatif usia pakai yang sama, analisis keputusan
dapat dilakukan menggunakan periode analisis yang sama dengan usia pakai
alternatif.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Menggunakan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X:
FW X =
750000(F/A,15%,8) + 1000000 – 2500000(F/P,15%,8)
FW X =
750000(13,72682) + 1000000 – 2500000(3,05902)
FW X =
3647565
Mesin Y
FW Y =
900000(F/A,15%,8) + 1500000 – 3500000(F/P,15%,8)
FW Y =
900000(13,72682) + 1500000 – 3500000(3,05902)
FW Y =
3147568
Kesimpulan:
pilih mesin X.
Usia Pakai Berbeda dengan Periode Analisis
Sama dengan Present Worth Analysis. Dalam situasi ini dapat
digunakan asumsi perulangan atau asumsi berakhir bersamaan, tergantung pada
masalah yang dihadapi.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia Pakai (Tahun)
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
8
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
16
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin X
FW X =
750000(F/A,15%,16) + 1000000 + 1000000(P/F,15%,8) – 2500000(F/P,15%,8) –
2500000(F/P,15%,16)
FW X = 750000(55,71747)
+ 1000000 + 1000000(3,05902) – 2500000(3,05902) – 2500000(9,35762)
FW X =
14805463
Mesin Y
FW Y =
900000(F/A,15%,16) + 1500000 – 3500000(F/P,15%,16)
FW Y =
900000(55,71747) + 1500000 – 3500000(9,35762)
FW Y =
18894053
FW mesin Y,
Rp. 18.894.053, lebih besar dari FW mesin X, Rp. 14.805.463, maka pilih mesin
Y.
3. Annual Worth Analysis
Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial
cash flow yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh
dengan mengkonversikan seluruh aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan
(anuitas) yang seragam. Menentukan nilai tahunan dari suatu Present Worth dapat
dilakukan dengan mengalikan PW tersebut dengan Equal Payment Capital Recovery
Factor. Sedangkan untu mengkonversikan nilai tahunan dari Nilai Future dilakukan
dengan mengalikan FW dengan Equal Paymentseries Sinking Fund Factor.
Istilah Capital Recovery (CR)
CR adalah
Nilai merata tahunan yang ekuivalen dengan modal yang
diinvestasikan.
CR = I(A/P,
i, n) – S(A/F, i, n)
CR = (I-S)
(A/F, i, n) + I(i)
CR = (I-S)
(A/P, i, n) + S(i)
·
I : Investasi
awal
·
S : Nilai
sisa di akhir usia pakai
·
n : Usia
pakai
AW = Revenue –Expences -CR
Annual Worth Analysis dilakukan terhadap:
1.
Alternatif tunggal , layak jika AW > 0
2. Beberapa
alternatif dgn usia pakai sama
3. Beberapa
alternatif dgn usia pakai berbeda
4. Periode
analisis tak berhingga
Untuk 2,3,
dan 4 : dipilih AW terbesar
Contoh
1. Sebuah
mesin memiliki biaya awal sebesar 1 juta rupiah, dengan usia pakai 10
tahun. Nilai sisa
pada akhir
usia adalah 200 ribu rupiah. Dengan tingkat suku bunga 10% per tahun,
tentukan besar
capital
recoverynya.
2. Sebuah
perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga 30
juta
rupiah.
Dengan peralatan baru tersebut akan diperoleh penghematan sebesar 1 juta
rupiah per
tahun selama
8 tahun. Pada akhir tahun ke-8 peralatan itu memiliki nilai jual 40 juta
rupiah.
Apabila
tingkat suku bunga 12% per tahun, dengan Annual Worth Analysis, apakah
pembelian
peralatan
tersebut menguntungkan?
3. Sebuah
perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8
tahun ditawarkankepada perusahaan:
·
Mesin-x
dengan harga beli 2,5 juta rupiah, keuntungan per tahun 750 ribu rph,
nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph.
·
Mesin-y
dengan harga beli 3,5 juta rph, keuntungan per tahun 900 ribu rph, nilai
sisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?
Contoh usia pakai berbeda
4. Sebuah
perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
·
Mesin-x usia
pakai 8 tahun dengan harga beli 2,5 juta rupiah, keuntungan per tahun 750
ribu rph, nilai sisa padaakhir usia manfaat 1 juta rph.
·
Mesin-y usia
pakai 9 tahun dengan harga beli 3,5 juta rph, keuntungan per tahun 900
ribu rph, nilaisisa pada akhir usia manfaat sebesar 1,5 juta rupiah.
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli?
Contoh
Analisis Tak berhingga. 6. Bandingkan tiga alternatif berikut menggunakan
tingkat
suku bunga
10% per tahun, lalu pilih alternatif terbaik:
·
Alternatif-A
Investasi awal $1 juta, keuntungan tahunan $150 ribu, usia pakai tak
berhingga.
·
Alternatif-B
Investasi awal $1,5 juta, keuntungan tahunan $250 ribu, usia pakai 14
tahun.
·
Alternatif-C
Investasi awal $2,5 juta, keuntungan tahunan $500 ribu, usia pakai 9
tahun.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar