ANALISIS SENSITIVITAS
(SENSITIVITY ANALYSIS)
PENGERTIAN ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap
perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang
mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan
diantisifikasi sebelumnya.
Contoh :
·
Perubahan biaya produksi dapat
mempengaruhi tingkat kelayakan.
Alasan dilakukannya analisis sentivitas adalah untuk
mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
1. Adanya
cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan
baku, produksi, dsb.
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
TUJUAN ANALISIS SENSITIVITAS
Menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan
suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam
perhitungan biaya atau manfaat
1. Analisis
kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
di waktu yang akan datang
2. Analisis
pasca criteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi
dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis jika terjadi perubahan atau
ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat
Bisnis sangat sensitivitas terhadap
perubahan akibat beberapa hal :
1. Harga
2. Keterlambatan pelaksanaan
3. Kenaikan biaya
4. Ketidaktetapan dan perkiraan hasil
(produksi)
ANALISIS NILAI PENGGANTI (SWITCHING
VALUEANALYSIS)
Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada
analisis sensivitas adalah nilai pengganti (switching value).switching value
ini adalah perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum.Perbedaan yang
mendasar antara analisis sensivitas yang biasa dilakukan dengan switching value
adalah pada analisis sensivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara
empirik.
CONTOH PERHITUNGAN
ANALISIS SENSITIVITAS
Sebuah penghitungan padi mempunyai arus kas seperti terlihat
pada table analisis penggilingan padi. pada table tersebut juga telah dilakukan
penyelesaian dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. analisis dilakukan pada
tingkat discount factor 15% per tahun.
Table analisis
penggilingan padi (dalam ribu Rp)
Tahun
|
C
|
B
|
B
- C
|
DF
15%
|
NPV
15%
|
DF
30%
|
NPV
30%
|
DF
50%
|
NPV
50%
|
0
|
5000
|
0
|
-5000
|
1
|
-5000
|
1
|
-5000
|
1
|
-5000
|
1
|
3000
|
4000
|
1000
|
0.87
|
870
|
0.769
|
769
|
0.667
|
667
|
2
|
2500
|
4000
|
1500
|
0.756
|
1134
|
0.592
|
888
|
0.444
|
666
|
3
|
2500
|
5000
|
2500
|
0.658
|
1645
|
0.455
|
1137.5
|
0.296
|
740
|
4
|
2000
|
5000
|
3000
|
0.572
|
1716
|
0.35
|
1050
|
0.198
|
594
|
5
|
2000
|
5000
|
3000
|
0.497
|
1491
|
0.269
|
807
|
0.132
|
396
|
6
|
2000
|
5000
|
3000
|
0.432
|
1296
|
0.207
|
621
|
0.088
|
264
|
7
|
2000
|
5000
|
3000
|
0.376
|
1128
|
0.159
|
477
|
0.059
|
177
|
8
|
2000
|
7000
|
5000
|
0.327
|
1635
|
0.123
|
615
|
0.039
|
195
|
NPV
=
|
5915
|
1364.5
|
-1301
|
Hasil analisis :
NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun ) = Rp 5915
870+1134+1645+1716+1491+1296+1128+1635
Net
B/C = 5000
= 2.183
1365000 X (50 – 30)
IRR = 30 + 1365000 – (-1301000)
= 40.24 %
ANALISIS BREAK EVENT POINT
(TITIK IMPAS)
PENGERTIAN
ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS)
Break Event Point (BEP) sering
disebut juga dengan cost volume profit analysis. Dapat diartikan
sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak
memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada
keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Karena analisa ini diperlukan untuk
mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya
produksi, biaya lainya dan juga laba atau rugi.
Dalam
analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui :
1. Hubungan antara penujualan, biaya, dan laba
2. Struktur biaya tetap dan variable
3. Kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya
tetap
4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana
perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya titik
impas tersebut akan membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan
produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan
kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang
didarapkan melalui penentuan :
1. Harga jual persatuan
2. Produksi minimal
3. Pendesainan produk,dan lainnya
Dalam penentuan titik impas perlu
diketahui terlebih dahulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan
dengan tepat ,yaitu :
1. Tingkat laba yang ingin di
capai dalam suatu periode
2. Kapasitas produksi yang tersedia,
atau yang mungkin dapat di tingkatkan
3. Besarnya biaya yang harus
dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
Manfaat
Analisis Break Event Point (Titik Impas)
Analisis break event point secara
umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara
volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada
level penjualan tertentu.
Analisis
break event point dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai
hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah
penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
b. Jumlah
penjualan yang hrus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar penjualan tidak
menderita rugi
Jenis-jenis Biaya Berdasarkan Break
Even Point (Titik Impas)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah
sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam
biaya variable total.
2.
Fixed cost (biaya
tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak
terpengaruhi oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function
of time)sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.
3.
Semi variable cost
Semi variable cost merupakan jenis biaya yang sebagian
variable dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost.
Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan
produk :
a) Biaya
bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang
menjadi bagian dari produk jadi
b) Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja
yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi
c) Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi di pabrik
Biaya ini terdiri dari :
·
Biaya bahan tak langsung = biaya
dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian suatu produk, tetapi
diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barang. Contoh : pengelasan
pada pembuatan mobil
·
Biaya buruh tak langsung = biaya
yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada di pabrik, tetapi tidak langsung dalam
proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja bagian perawatan
mesin
d) Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di
pabrik.
Biaya ini terdiri dari :
· Biaya penjualan = pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka kegiatabn penjualan suatu produk
· Biaya administrasi =
pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik
Menurut
perubahan dalam volume produksi
a) Biaya tetap
: biaya yang tidak tergantung pada volume produksi
b) Biaya variable : biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi
Pengelompokan biaya produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat
diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk.
1.
Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk
dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah
operasi pembuatan produk selesai
2.
Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya
pembuatan produk sebelum produk tersebut di buat
Biaya
ini terbagi atas :
a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu
dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan
b. Biaya
standar :
berdasakan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya
Biaya
tetap adalah biaya tetap merupakan biaya
yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume
produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Contoh biaya tetap adalah
seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa, atau biaya kantor dan biaya
tetap lainnya.
Biaya
variable adalah biaya yang secara total
berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Contoh biaya
variable adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi
penjualan variable lainnya.
Interpretasi
hasil BEP berarti mengartikan hasil
penelitian berdarkan pemahaman yang untuk mengetahui hubungan antara volume
produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya dan juga
laba atau rugi.
KELEMAHAN
PENGGUNAAN BREAK EVENT POINT
1. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal
kenyataannya harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran di pasar.
2. Asumsi
terhadap cost adalah penggolongan biaya dan variable juga mengandung kelemahan.
Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan, biaya tetap mau tidak
mau harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan baru guna
meningkatkan volume produksi untuk penjualan.
3. Jenis barang yang dijual
4. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas
5. Biaya variable juga tidak selalu berubah secara sejajar
dengan perubahan volume penjualan.
KEGUNAAN
BREAK EVENT POINT
Break event point analisis
sangat bermanfaat dalam mengetahui hubungan antar cost, volume, harga, dan
laba. Misalnya kita ingin mencapai laba tertentu maka kita akan dapat
mengetahui berapa unit barang yang harus kita jual.
RUMUS
PENGHITUNGAN BREAK EVENT POINT (BEP)
Break event point dengan cara
matematis ini dibagi menjadi 2, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah
atau unit.
1. BEP atau titik impas dalam unit
Rumusnya :
BEP = Biaya Tetap : ( Harga Jual Per Unit : Biaya Variabel
Rata-rata )
2.
BEP untuk titik impas dalam rupiah
Rumusnya
:
BEP = Biaya Tetap : 1 – ( Biaya Variabel Rata-rata : Harga Jual
Per Unit )
Contoh penghitungan
BEP (break event point )
Anda berjualan macam –macam jus
buah.Biaya tetap yang anda keluarkan adalah 250.000 rupiah. Biaya variabelnya
sebesar 3.000 rupiah per unit .kemudian anda berniat menjual macam-macam jus
buah tersebut dengan harga 5.000 rupiah per gelas. Maka titik impas atau
BEP –nya adalah :
JAWAB :
1.
BEP ( dalam unit ) = Biaya Tetap : (harga Jal Per Unit :
Biaya Variabel Rata-rata)
BEP ( dalam unit ) = 250.000 : (5.000 – 3.000) =125 Unit
2. BEP
(dalam rupiah ) = Biaya Tetap : 1 – ( Biaya Variabel Rata-rata : Harga Jual Per
Unit )
BEP ( dalam rupiah ) = 250.000 : 1 - (3.000 – 5.000) = 625.000 rupiah
Jadi anda harus berjualan jus buah
sebanyak 125 gelas atau menjual sebesar 625.000 rupiah agar anda mencapai titik
impas. Maksudnya adalah 125 gelas atau 625.000 rupiah tadi sudah bisa anda
gunakan buat bayar semua pengeluaran usaha jus anda tanpa anda harus rugi. Dan
apabila anda mampu menjual 126 gelas, berarti yang satu gelas tadilah
keuntungan anda.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar