Jumat, 22 Juni 2012

Inflasi

Pengertian Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar  yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
 Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Macam-macam Inflasi

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Penyebab Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (demand pull inflation) dan desakan biaya produksi (cosh pull infantion).
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi ''full employment''.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
 Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi, karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima (pendapatan tetap) seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunannya tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak akan dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk mengembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Peran Bank Sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral di suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah.
Hal itu disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independent. Salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian yang akan berakibat mendorong tingkat inflasi makin tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola ''inflation targeting'' banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia.







Inflasi di Indonesia

Bulan dan tahun
Tingkat inflasi
Juli 2009
2.71 %
Juni 2009
3.65 %
Mei 2009
6.04 %
April 2009
7.31 %
Maret 2009
7.92 %
Februari 2009
8.60 %
Januari 2009
9.17 %
Desember 2008
11.06 %
November 2008
11.68 %
Oktober 2008
11.77 %
September 2008
12.14 %
Agustus 2008
11.85 %
Juli 2008
11.90 %

Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Tetapi, Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak berhati-hati. Maksudnya, kalau ingin mencetak uang cetak saja tanpa memperhatikan dampaknya.
Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, hal ini dikarenakan Bank Indonesia masih mempunyai misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas.
Baru di zaman revormasi, di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia berprioritas untuk mengutamakan penjagaan nilai mata uang rupiah. Tetapi, karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah maka “inflasi inti” masih  saja lebih besar daripada 5 persen setahun.

Perekonomian Indonesia

Bulan dan Tahun
Pertumbuhan ekonomi
Maret 2006
15.74 %
Juni 2006
15.53 %
September 2006
14.55 %
Desember 2006
6.60 %

Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7%, sangat rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 7,8%.
 Kondisi keamanan yang belum condusif-pun akan sangat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Karena hal ini berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonomi.
 Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapital akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Seperti, kebijakan pemerintah dalam pemberantasan terorisme, dan pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi  merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi mempunyai prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.

Prospek Inflasi dan Suku Bunga Indonesia Tahun Depan

Perekonomian Indonesia dapat dibilang merupakan salah satu yang terbaik dalam menghadapi krisis ekonomi global yang bermula dari krisis subprime di AS saat ini. Ekonomi Indonesia bahkan menjadi tiga besar yang akan membukukan pertumbuhan ekonomi terbaik pada tahun 2009 dan 2010 mendatang, hanya kalah dari China dan India. Kondisi ekonomi yang solid ini memberikan pertanyaan bagi kebijakan Bank Indonesia ke depan, terutama berkaitan dengan suku bunga acuan BI rate.
Prediksi kebijakan suku bunga ke depan kita tidak dapat lepas dengan pengaruh inflasi. Suku bunga merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengatur laju inflasi. Pada saat inflasi mengalami percepatan, suku bunga akan dinaikkan untuk meredam hal tersebut. Kondisi ini tentunya juga berlaku sebaliknya. Jika inflasi dianggap aman dan terkendali, suku bunga dapat diturunkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Saat ini suku bunga di Indonesia, yang tercermin dalam BI rate, berada pada tingkat yang paling rendah sepanjang sejarah, yaitu pada level 6.5%. Sejak bulan Januari 2009 BI telah memangkas BI rate sebesar 225 bps, pemangkasan ini dapat dikatakan cukup agresif. Keputusan BI untuk memangkas BI rate berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global. Langkah BI merupakan hal yang wajar di mana di seluruh dunia juga dilakukan pemangkasan suku bunga. Kondisi ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


Di samping kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keputusan BI untuk meningkatkan BI rate berkaitan dengan melambatnya inflasi yang dialami Indonesia. Tentunya BI tidak akan menerapkan kebijakan penurunan bunga yang agresif jika inflasi Indonesia mengalami laju yang cepat. 

Prediksi Inflasi dan Suku Bunga BI Rate di Tahun 2010.

Pada tahun 2010 mendatang diperkirakan tingkat inflasi di Indonesia akan mulai mengalami peningkatan. Tingkat inflasi Indonesia selalu berada di atas negara-negara lain. Malaysia 5%, Filipina 6%, Thailand 1% sementara secara historis, inflasi Indonesia rata-rata mencapai 8-9%. Ke depan, inflasi Indonesia di akhir 2010 akan mencapai 6.3%, tekanan inflasi tersebut meningkat khususnya pada komponen adminestered price, yaitu dilihat dari faktor primer seperti naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) hingga 20-25persen untuk industri dan sektor tertentu. Selain listrik, Gas Elpiji juga akan kembali mengalami kenaikan di 2010.
Tekanan lain berasal dari faktor eksternal, yaitu berupa potensi kenaikan harga komoditas global yang didorong oleh perbaikan permintaan global dan pelemahan nilai mata uang dolar AS.
Selain itu, secara historis apabila harga keekonomisan BBM mencapai 100 persen diatas harga BBM subsidi maka pemerintah akan melakukan penyesuaian BBM domestik. Naiknya harga BBM juga meningkatkan inflasi di 2010. Meningkatnya harga minyak secara berkelanjutan, menyebabkan rata-rata harga minyak berada di atas asumsi pemerintah 65 dolar AS per barel. Diperkirakan pada tahun 2010 mendatang rata-rata harga minyak dunia akan berada di 74 - 75 dolar AS per barelnya.

Hal itu akan mengakibatkan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) kembali mengalami kenaikan pada kuartal II-2010. Bahkan diproyeksikan, nantinya BI Rate akan mencapai 7.25%. Di kuartal II-2010 inilah diperkirakan harga komoditas dunia akan mulai mengalami kenaikan.
Untuk mengatasi hal itu solusi yang terbaik yaitu dengan menggenjot ekspor dan investasi bangsa Indonesia. Di samping itu, konsumsi masyarakat yang selama ini menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2009, juga akan tetap dijaga tahun depan.
Sekarang kan inflasi kita terbaik sepanjang krisis. Dengan kondisi konsumsi masyarakat terjaga dan sektor yang terus meningkat. Dan itu akan kita jaga tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar