Physical Layer
Dalam suatu jaringan terdapat beberapa
hardware yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa komputer, beberapa
hardware tersebut disebut juga dengan Physical Layer, disini setidaknya
terdapat 3 jenis Physical Layer yang sering digunakan. Beberapa Physical Layer tersebut adalah sebagai berikut:
1. NIC (Network Interface Card)
Komponen jaringan yang menyediakan koneksi
antara internal bus dari komputer dengan media jaringan. Banyak macamnya
tergantung internal bus (PCI atau ISA) komputer yang digunakan dan port
koneksi media jaringan (RJ-45 atau BNC). Terdapat Transceiver : bagian dari NIC
yang berperan untuk mengirimkan (Transmitter) dan menerima (Receiver) sinyal.
2. Repeater
Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari
server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni
untuk menerima sinyal dari server (CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal
Wifi (AKSESPOINT). Perangkat Repeater 2 perangkat agar pekerjaan daripada Radio
atau Aksespoint nya tidak saling silah. Jadi sudah bagi tugas antara penerima
(CLIENT) dengan penyebar (AKSESPOINT). Paket Repeater sendiri tanpa mengurangi
bandwitch yang di sharing. Perangkat Repeater sendiri didesain sedemikian rupa
sehingga mampu untuk mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server.
3.
HUB
Hub merupakan perangkat jaringan yang
bekerja di OSI layer 1, Physical Layer. Sehingga dia hanya bekerja tak lebih
sebagai penyambung atau concentrator saja, dan hanya menguatkan sinyal di kabel
UTP. Karena sifatnya ini, hub tak ubahnya seperti repeater dengan banyak port.
Dia tidak mengenal MAC addressing/physical addressing, sehingga tidak bisa
memilah data yang harus ditransmisikan, sehingga collision tidak bisa dihindari
pada metode kerja si hub ini.
Physical :
1.
ADSL
Teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk
kirim (uplink) dan terima (downlink).Teknologi ADSL cocok digunakan untuk
mengakses internet dan menjadi pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps
sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum
samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi
yang lebih banyak menerima data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah
untuk mengakses internet. Kelebihan ADSL dibanding yang lain adalah
kecepatannya yang tertinggi dengan jarak yang memadai dan bisa mendukung
layanan komunikasi suara. Kedua layanan komunikasi data dan suara diberikan
melalui dua kanal yang terpisah , tetapi tetap satu kabel yang sama. Sementara
teknologi DSL yang lain menggunakan dua kabel yang terpisah untuk bisa
memberikan kedua layanan komunikasi tersebut.
Karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ADSL
ini maka teknologi ini berkembang sangat cepat. Pengiriman data melalui ADSL
dilakukan dengan beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data
digital dari PC dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan
ke kantor telepon. Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital
ADSL untuk kemudian dimodulasikan dan di-encode. Melalui jaringan komunikasi
data sinyal ini dikirimkan ke pihak yang dituju, seperti ISP atau kantor lain .
jaringan data yang digunakan ini tergantung dari penyelenggara jasa ASDL, bisa
frame relay atau ATM (Asynchronous Transfer Mode).
Sementara sinyal digital dari ISP atau jaringan perusahaan
lain dimodulasi dan di-encode menjadi sinyal ASDL di kantor telepon. Kemudian
modem menggabungkan nya dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan,
perangkat pemisah (splitter) memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital.
Sinyal digital dimodulasi dan di-decode kemudian dikirimkan ke PC. Sinyal
telepon yang digabungkan dengan sinyal ASDL dalam satu kabel tetap di beri daya
oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL tidak berfungsi atau PC tidak
dihidupkan jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti biasa. Terdapat dua
teknik modulasi berbeda yang diterapkan pada ADSL. Teknik modulasi yang pertama
adalah menerapkan teknik modulasi CAP (Carierless Amplitude and Phase). CAP
menggabungkan sinyal data upstream dan downstream, kemudian memisahkannya pada
modem penerima dengan teknik echo cancellation. Teknik modulasi yang lain
adalah DMT (Discrete Multitone), yang memisahkan sinyal upstream dari sinyal
downstream dengan pita pembawa (carrier band) yang terpisah. Di masa yang akan
datang produk-produk ADSL akan menggunakn teknik modulasi DMT.
2. SDSL
Teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik
untuk kirim (uplink) atau terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya
menawarkan komunikaais data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk
kalangan bisnis untuk digunakan sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan
situs web ke internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk mengakses internet
kecepatan tinggi untuk perumahan karena memberikan kecepatan atau lebar pita
sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara simetris, dengan jarak maksimum sampai 2.4
Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh (remote LAN), layanan VOD (Video On
Demand), residential video converencing dan lain-lain. Adapun contoh koneksi
SDSL dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2 Konfigurasi Koneksi SDSL
3. Wifi
Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang
bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network). Dengan
kata lain, Wi-Fi adalah nama dagang (certification) yang diberikan pabrikan
kepada perangkat telekomunikasi (Internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan
sudah memenuhi kualitas interoperability yang dipersyaratkan. Teknologi
Internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika
Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers
(IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan
802.16.
Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN,
tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN). Karena
perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang
digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM
(Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar
teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut
Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Komponen Untuk Membangaun Wireless LAN :
1. Access Point (AP)
Pada WLAN, alat untuk
mentransmisikan data disebut dengan Access Point dan terhubung dengan jaringan
LAN melalui kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai
buffer data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio
(RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel atau disalurkan
keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi
radio.
Satu AP dapat melayani
sejumlah user sampai 30 user. Karena dengan semakin banyaknya user yang
terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin
berkurang. Ini beberapa contoh produk AP dari beberapa vendor.
2. Extension Point
Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer
dapat menambahkanextension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension
point hanya berfungsi layaknyarepeater untuk client di
tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses point bisa berkomunikasi satu
dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus
sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus
sama. Dalam praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point
hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.
3. Antena
Antena merupakan alat
untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada sebuah konduktor
menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat
resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada beberapa
tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN, yaitu :
- Antena
omnidirectional
Yaitu jenis antena
yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk
menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus
memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola
pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan
ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini
adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya
adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi
interferensi.
Gambar : Jangkauan area Antena omnidirectional
b. Antena directional
Yaitu antena yang
mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu. Antena ini idealnya
digunakan sebagai penghubung antar gedung atau untuk daerah yang mempunyai
konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong yang panjang.
4. Wireless LAN Card
WLAN Card dapat berupa
PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), ISA Card, USB
Card atau Ethernet Card. PCMCIA digunakan untuk notebook, sedangkan yang
lainnya digunakan pada komputer desktop. WLAN Card ini berfungsi sebagai
interface antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara
ke AP. Khusus notebook yang keluaran terbaru maka WLAN Cardnya sudah menyatu
didalamnya. Sehingga tidak keliatan dari luar.
4. Hotspot
Hotspot adalah suatu istilah bagi sebuah area dimana orang atau user
bisa mengakses jaringan internet, asalkan menggunakan PC, laptop atau perangkat
lainnya dengan fitur yang ada WiFi (Wireless Fidelity) sehingga dapat mengakses
internet tanpa media kabel.
Atau definisi Hotspot yang lain adalah area dimana
seorang client dapat terhubung dengan internet secara wireless (nirkabel atau
tanpa kabel) dari PC, Laptop, note book ataupun gadget seperti Handphone dalam
jangkauan radius kurang lebih beberapa ratus meteran tergantung dari kekuatan
frekuensi atau signalnya. Baca juga tentang: pengertian wireless.
Fungsi Hotspot yaitu dengan Hotspot kamu bisa melakukan
koneksi internet seperti browsing, berkirim email, chatting transaksi bank,
mendownload, sambil menunggu seseorang, hangout, maupun saat bertemu dengan
rekan bisnis kamu dan lain-lain.
Cara Kerja Hotspot adalah Ketika
kita mencoba membuka sebuah web page maka router yang sudah memiliki hotspot
sistem, akan mengecek apakah user sudah di autentikasi pada sistem hotspot
tersebut. Jika belum melakukan autentikasi, maka user akan di arahkan pada
hotspot login page yang harus di isikan berupa username dan password.
Jika informasi login
yang dimasukkan sudah benar, maka router akan memasukkan user tersebut kedalam
hotspot sitem dan klien sudah bisa mengakses halaman web. Selain itu akan
muncul popup windows berisi status ip address, byte rate dan time live. Dari
urutan proses diatas, maka user sudah bisa mengakses halaman internet melalui
hotspot gateway.
Selanjutnya keunggulan dari Hotspot itu sendiri, hotspot
sistem digunakan untuk autentikasi user, penggunaan akses internet dapat
dihitung berdasarkan waktu dan data yang diunduh/diunggah. Selain itu dapat
juga dilakukan limitasi bandwidth berdasarkan data rate, total data
upload/download atau bisa juga di limit berdasarkan lama pemakaian. Di samping
itu hotspot juga meruapakan salah satu sistem yang mendukung sistem Radius.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar